dokter avis: Uniknya Residen Anak Bulan Ramadhan

Ini tahun pertama saya menjalani puasa sekaligus lebaran di residensi PPDS Anak UGM. Walau sebelumnya hampir 10 tahun ini saya selalu puasa dan lebaran tanpa kumpul langsung dari keluarga, sensasi lebaran kali ini beda karena jadi residen. Walau sama-sama menjaga pasien, tetap saja puasa pertama residensi ini unik dan seru.Apa aja yang terasa beda, ini dia

Dekat Tuhan, Dekat Pasien

Ada ayat Al-Qur'an yang bilang bahwa Allah SWT lebih dekat dari urat nadi kita sendiri. Nah, seirama, bagi saya pasien terasa lebih dekat di bulan Ramadhan. Perjuangan pasien ketika menjelang lebaran atau malah lebaran di RS karena dalam masa pengobatan makin menguatkan kita para calon dokter anak untuk terus merawat pasien dengan hati. Maklumlah, pengobatan anak terkadang bukan hanya satu dua hari, ada penyakit tertentu yang membutuhkan penyembuhan lama. Kami pun dapat merasakan bahwa maut tidak pilih-pilih waktu dan tempat, ada pasien yang berpulang tepat di hari lebaran. Hari dimana suka cita kemenangan bulan Ramadhan dikumandangkan menjadi hari dimana harus mengikhlaskan anak tersayang, bahwa semua yang bernyawa akan kembali menghadapNya.

Belajar arti persahabatan bersama Prof Sunartini, SpAk dan dr.Mutrasih, SpKJ (dok pribadi)

Tim bangsal Ramadhan saya (Chief super keren, Mas Riyu dan Mas Ari) dan Mas Nanta (tengah) ketua angkatan saya

Jaga Bareng Artis

Ada hal yang baru saya sadari, ternyata jaga di malam-malam bulan Ramadhan itu ditemanin artis. Gimana engga, kita residen yang super jarang nonton TV, malah terkadang tidak sempat sama sekali, eh pas lagi muter bangsal ngecek semua kondisi pasien supaya aman terkendali, eh ada TV nyala di pagi buta menemani para keluarga pasien sahur. Karena konon bulan ramadhan ini pas ada acara bola (Piala apa yak), gak jarang request keluarga pasien nyetel TV saluran bola. Jam 2 dini hari udah rame TV menyiarkan para artis. OMG kalau artis kerjaannya menghibur orang sehat, kita muter bangsal demi menjaga anak sakit. Gak jarang pas pasien kondisi jelek, resusitasi pun terpaksa dilakukan. Artis dan dokter sama-sama gak tidur dong ya kalau jaga atau siaran. Bedanya artis bisa bikin orang ngakak-ngakak gak jelas, kami residen bikin pasien senyum sembuh.

Adegan jaga yang sempat terabadikan dimana menjelang sahur jadi muka terlihat bahagia semua :)

Tim jaga libur lebaran, thanks ibu chief Mba Riona (jilbab coklat) dan bapak Ketua Ikares, Mas Dian (samping saya)

Pererat Ukhuwah Residen
Nah, yang paling seru dari ramadhan adalah ajang ngumpul bersama dalam kebaikan, seperti contohnya solat berjamaah, ngaji tahsin bersama (walaupun jumlah pesertanya dapat dihitung jari), pengajian mingguan, sampai dengan kumpul silaturahmi buka puasa bersama. Tentu saja hal ini membuat kami para residen makin sering berinteraksi satu sama lain dan kekeluargaan yang terbangun pun makin kuat.

Ustadz Ipung, penggerak siswa SMP-SMA yang hamil sebelum waktunya untuk bisa terus sekolah

Pengajian seru bersama Ustadz Ipung dan Mas Kautsar

Di mana ada selfie, di situ ada kami

Buka puasa bersama Ikares Anak sekaligus ketemuan ama para peserta PPDS Juli 2016

Bangsal Kosong, IGD Penuh
Ini sudah bukan kalimat jorok lagi dimana menjelang lebaran, pasien di bangsal pengennya pulang dan terasa bangsal mulai sedikit sepi. Kebalikannya, IGD menjadi ramai mulai dari kasus ringan sampai berat. Tapi...tidak selalu kejadiannya seperti itu. Ada juga bangsal yang tidak pernah sepi....padahal sudah didoakan supaya pasiennya cepat sehat.

Silaturahmi Lebaran

Lebaran kali ini kami silaturahmi ke rumah Prof Taryo, konsulan dokter anak di bidang hematologi. Seru karena dapat oleh-oleh buku dan juga kisah inspiratif beliau. Berikut salah satu kesan dari chief saya, Mba Sri dari sini setelah kunjungan kami ke rumah Prof Taryo.

"The good teacher explains, the superior teacher demonstrates, and the great teacher inspires. Doa kami, semoga Prof senantiasa diberikan kesehatan dan umur panjang agar bisa menginspirasi lebih banyak orang lagi"

Memang benar, tampak foto di bawah kami ambil dari sudut garasi yang beliau sulap menjadi ruang penuh buku. Bahkan di semua sudut rumahnya ada buku, buku dan buku. Tidak hanya buku kedokteran tetapi semua hal mulai dari fotografi, berbagai ekspedisi dunia, perang timur tengah, pertanian, dunia islam, era tempoe doeloe hingga sekarang pun ada. Saya ngileeerrrr....#nantimaenlagi

Wajangan beliau yang mengena dan membuat saya malu adalah budaya membaca dan menulis.

"Sisihkan minimal 5% dari setiap bulan untuk membeli buku dan bacalah" (Prof Taryo)

Semoga sehat selalu dan terus menginspirasi kami semua prof yang masih sangat membutuhkan bimbingan Prof.

Prof Taryo membubuhkan tanda tangan, sebuah semangat untuk saya terus menulis (saya tepat di belakang Prof)

Nah, apapun itu...puasa dan lebaran bareng saat residensi ini menjadi pengalaman tak terlupakan.

Yuk yang masih pengen bareng di PPDS IKA UGM, di sini cara masuknya dan bisa pakai beasiswa LPDP juga.

Tanpa mengurangi rasa khusyuk menjaga pasien, saya pribadi mengucapkan Selamat Lebaran 2016, semoga selalu bertambah hal baik pada kita semua, diberikan keistiqomahan dalam hal baik tersebut dan semoga dipertemukan dengan Ramadhan di tahun berikutnya. Amiiinnn