Thursday, December 2, 2021

Kerinduan Ibu

 Damhuri Muhammad masih menjadi salah satu cerpenis senior yang bagi saya ciri tulisannya adalah "jujur". Dia menulis dengan rasa peduli pada kejadian remeh temeh sekitarnya. Pun juga kejadian pada bangsa ini. Tulisan beratnya yang di buku Takhayul Milenial itu benar adanya. Namun, saat ini saya tidak akan sedang membahasnya.

Saya tertarik membidik tema ibu pada beberapa cerpen beliau yang acap kali diberikan pergulatan dengan anak-anaknya. Salah satunya pada Anak-anak Peluru digambarkan kerinduan ibu renta yang sudah berumur lebih dari 70 tahun menanti kehadiran kembali ketiga anaknya yang merantau. Rehan, Acin, Ruz yang pada akhirnya satu per satu mengembara dengan berbagai alasan. Tidak satu pun dari mereka kembali, seperti peluru yang tidka pernah kembali ke moncong senapan setelah ditembakkan. Apakah seorang ibu dapat menahan anaknya untuk tidak pergi merantau?

Saya ikut merasakan ketika melihat nenek saya menua, dia pasti sama dengan tokoh si ibu ini, merindu anak-anaknya yang merantau, salah satunya tentu mama saya. Berada terpisah dari anak-anak yang disayang hanya bisa berhubungan dalam doa tanpa sentuhan fisik langsung.Namun, rasa dan firasat dari seorang ibu yang membawa janinnya 9 bulan dan membesarkan serta menyekolahkan sampai jadi orang tetap akan ada. Kekhawatiran seorang ibu jelas akan selalu ada walau anaknya sudah beranak juga.

Pada akhirnya, saya masih berharap akhir cerita kali ini ada sesercah harapan pada jiwa renta ibu yang penuh penantian tersebut. Setidaknya, jikalau anak-anak pelurunya tidak kembali, minimal ada surat balasan dari mereka, sesederhana itu pikiran dan penantian ibu. 


#Batch6Padmedia

#KelasMenulisCerpen

Saturday, November 13, 2021

Mercusuar ala Masdhar

Bagi yang menyukai karya dengan personifikasi, maka cerpen-cerpen Masdhar Zainal wajib dibaca. 

Salah satunya dengan Anak Mercusuar. Pembaca bebas menafsirkan cerita dari sudut pandang berbeda. Misalnya saja kisah mercusuar ini boleh diartikan harfiah akan kekejaman manusia mengambil hasil laut atau boleh juga diartikan hubungan anak yang mengidolakan ayahnya. Padahal boleh jadi ayahnya itu bukan ayah biologis, tetapi ayahnyalah yang mengasuh dan menyelamatkan si anak sejak kecil. Apalah artinya simbol biologis jika kehadiran dan perhatian lebih penting dan dapat membuat anak lebih membutuhkan kehadirannya daripada kebiologisannya. 

"Karena ayah adalah mercusuar. Dan sebuah mercusuar harus menyepakati dua sumpah, yang pertama ia harus teguh berdiri di tempat yang ditentukan, dan kedua ia tidak boleh memejamkan mata di waktu malam"

Para pecinta untaian kata yang memukai, cerpen Masdhar ini selalu membelai sambil menampar lembut hati nurani. Cocok dijadikan camilan malam hari, tengok juga beberapa cerpen unik Masdhar lainnya. 


#KelasMenulisCerpenPadmedia

#Batch6

Sunday, November 7, 2021

Resensi Buku: Bagaimana Ngajarin Anak Kalau Bapak Ibunya "Sekolah"?

Bagi yang pernah berjuang di bangku “kuliah” sambil hamil, melahirkan, menyusui pasti bisa menjawab pertanyaan di atas. Jelas saja, anak yang tumbuh dalam rahim mamanya yang sedang menuntut ilmu akan terbiasa dengan belajar sepanjang hayat.  Buku parenting tulisan Ario Muhammad ini melukiskan jawaban dari pertanyaan di atas, bedanya kedua orang tua si anak sedang belajar di bangku S3 di UK. 



Sebelumnya, saya angkat topi kepada para PhD yang telah berhasil melalui segala aral melintang dunia doctoral yang pastinya tidak mudah. Saya sudah menjalani 4-5 tahun dunia residensi, spesialiasi sekaligus S2 bersamaan di universitas dalam negeri.  Saya mengakui S3 di luar negeri membutuhkan mental baja. Perut saya sering mulas ketika melihat rekan saya yang sedang S3 berjibaku dengan tumpukan paper.  Keingingan untuk bisa terus belajar sampai di tingkat PhD masih saya pupuk sebagai bentuk belajar sepanjang hayat.  

Friday, November 5, 2021

Lahiran Lagi Saat Covad-Covid




Wah dokter hamil lagi ya
Wah kapan lahiran lagi, Dok?
Wah seru ya kalau Salma punya adek
Pasti nanti anak keduanya kriwil juga 

Baiklah, pertanyaan di atas saya amini dulu. Saat ini biarkan saya bersayang-sayangan bersama anak semata wayang sambil menikmati proses lahiran yang menyenangkan. 

Sunday, October 17, 2021

Hidup di Negeri Asing belum Tentu Enak

Opini Cerpen Rilda A. Oe. Taneko "Antara Den Haag dan Delf


 

Apa artinya kesepian walau tinggal di negara serba makmur? Kita dibawa oleh Rilda untuk memahami kerinduan mendalam seroang lelaki tua di negara asing melalui gerbang Halim. Siapa yang mengira kakek ini dulunya seorang professional muda di Indonesia yang mendapat banyak pujian sampai akhirnya dia menerima beasiswa melanjutkan pendidikan di negara kincir angin.  Namun semua tidak seindah yang dibayangkan. Dia seringkali hidup menjadi tunawisma dan mendapat suaka jaminan dari pemerintah. Hal yang menyakitkan karena diangggap benalu di negeri asing, si kakek terus saja mencari pekerjaan sesuai dengan kemampuannya. Dia sering kali mengikuti pelatihan dari Bahasa maupun servis apapun supaya dia tetap bertahan di negara itu. Bukan tidak ingin pulang, dia sudah sering kali menabung dikit demi sedikit namun selalu terpakai. 

 

“Banyak orang yang kembali pulang. Tapi tak semua orang yang pergi dapat kembali. Macam-macam alasan yang menahan mereka. Ada yang memang berniat menetap di negara ini, yang ditawari pekerjaan, jatuh cinta dengan penduduk lokal lalu tinggal, ada yang ilegal, ada juga, yang tertahan pulang, seperti saya sendiri.” Rilda menceritakan sisi juang WNI di negara asing dengan sudut pandang berbeda yang berakhir twist plot. Si Pemuda bernama Ito yang mendengarkan cerita kakek selama di perjalanan juga mengalami hal sama. Tidak dijelaskan mengapa ia ikut terperangkap di negara itu dan bekerja serabutan. Bahkan pekerjaan menggosok WC pun tetap dia lakukan demi tetap bertahan.  

 


#KelasCerpenPadmedia

#Batch6

Friday, July 2, 2021

Kesendirian

Apa yang bisa membunuh orang secara perlahan

Kesendirian...yah itu jawabannya


Ya hidup tanpa ada yang menemani, tanpa ada anak di samping kanan kiri, tanpa ada seseorang yang mendengarkan keluh kesah. Kesendirian itu akan membunuhl, pelan tapi pasti. Bahkan banyaknya harta yang terkumpul tidak akan mampu mengobati kesendirian itu. 


Begitulah, Mba Wina memulai cerpen Pengakuan Rusmini, menceritakan kesendirian dari sosok wanita sukses. Tentu saja bisa dikatakan sukses jika dia berhasil melahirkan 3 anak yang hidup sukses bukan


Namun, hidup ditemani kucing dan hanya sesekali anak cucunya datang menjenguk, jelas itu membosankan untuk wanita yang menginjak usia 67 tahun. Bahkan setelah semua hidup di masa lalunya dia gunakan untuk membesarkan anak-anaknya dan membuat mereka menjadi "orang", apa yang dia dapat sekarang. Anaknya sudah sibuk dengan kehidupan mereka masing-masing, dan hanya beberapa kali dalam setahun mereka ingat keberadaan ibu tua mereka ini. Mau apalagi?


Benar kata pepatah, kasih ibu sepanjang masa namun apalah dibandingkan kasih anak yang sepenggalan. Ketika mereka punya kehidupan sendiri-sendiri tentu saja mereka akan mengutamakan keluarga mereka dibandingkan ibu, orang yang melahirkan mereka dulu


Dan tentu saja seperti khas dari gaya menulis Mba Wina, cerpen ini penuh misteri termasuk siapa sebenarnya ayah kandung dari ketiga anak Rusmini. Plot twist yang mendebarkan seperti biasa. Namun, hal utama yang membuat saya meringis tentu saja kesendirian itu, apakah ada jaminan ketika saya menua nanti, anak-anak saya akan mengingat saja, mengusir kesendirian itu sendiri. 


#Batch5PadMedia

#MenulisCerpen

Saturday, April 24, 2021

Lelaki Berbulu



Lelaki berbulu karya Wina Bojonegoro asli monggo klik ini


Aku kembali berdetak, kali ini tidak sendiri. Seorang lelaki bersama istrinya di kursi roda ikut mengiringi tugas rutinku berdetak. Tampak wanita berbaju merah duduk berseberangan. Kuperhatikan matanya tak lepas dari jambang dan bulu dada si lelaki. Mungkin dia tadi terkesima melihat ada lelaki berbulu yang setiap hari mau mendorong kursi roda sekadar mencari sinar mentari untuk istrinya. Ah, tapi aku salah sepertinya. Wanita tadi menunggu cemas ketika si lelaki tak lagi datang, padahal hanya terlambat 10 menit dari waktu biasanya, tentu aku ingat karena aku pencatatnya. 

Sunday, April 11, 2021

Begini Seharusnya Plot Twist Kota Kenangan

Kota Kenangan, begitu Mba Wina Bojonegoro membuat cerpen indah dengan twist yang menarik. Saya lancar membacanya, membayangkan dibawa oleh Mb Wina ke Kota Kenangan dengan musim luka, cinta, dan tawa. Musimnya mengingatkan saya akan buku keroyokan pertama saya Cinta, Luka dan Tawa yang baru launching 2021 ini. Siapa mengira cerpen tahun 2014 ini ternyata bisa sampai menelurkan buku yang judulnya sama dengan nama ketiga musim di Kota Kenangan. Kebetulan yang menarik.


Bicara tentang kebetulan, rasa-rasanya petemuan nekad saya mengikuti kompilasi nulis bukanlah suatu kebetulan yang akhirnya membawa saya mengenal Mba Wina lebih jauh. Saya mulai membaca beberapa beberapa seri HIIB (Hidup Ini Indah Beib) yang ditulis dengan Mb Wina sebagai kepala suku. Mba Wina saya nilai sebagai penulis yang menguasai banyak genre, bukan hanya tulisan menye-menye percintaan, tapi juga genre thriller sampai yang lucu juga ada. Rasa-rasanya jika Mba Wina tidak diciptakan di dunia ini, maka kemungkinan besar Padmedia tidak muncul dan buku pertama saya tidak akan pernah ada yang lahir dari otak pikir Mba Wina. Ini juga yang akhirnya membulatkan saya untuk berlatih menulis dengan niatan sungguh-sungguh saat mengambil kelas menulis cerpen.  

Friday, March 12, 2021

Resensi:Cinta, Tawa dan Luka (Kisah Inspiratif Dokter Indonesia) "gado-gado banget"

 Penulis (25 Dokter Indonesia)

dr. Adityaningrum Purbo Endahpribadi

dr.Anda Marzudinta

drg.Aulia Qizqi Nurdiana

dr. Ayu Nur Ain H, SpKK

dr. Ayu pramitha Wulandari, M.Biomed

dr. Bani Zakiyah

dr. Elta Diah Pasmanasari, SpS, MSi,Med

dr.Hafiidhaturrahmah, MSc,SpA

Dr.dr.Inge W Benjamin, MSi

dr.Marintik Ilahi,SpKJ

dr.Mas’ud Ruga Idris

dr.Mudjiharto, SpAn

dr.Nurul Fathoni, MKes,AAK

dr.Putu Sri Agung Paramita Kelakan S.H

dr. Rosilawati Anggraini

dr.Sak Liung, SpKJ

dr.Stephanie Angela Prijanto

dr.Stephanie Rachel Saimima

dr.Sylvia tanumihardja,SpS

drg.Tania Saskianti,SpKGA (K), PhD

dr.Tarida Lidya Tiarma Ida Manik,SpKK

dr.Tigor Silaban,MKM (Epid)

dr.Willy Kumurur, MPH

drg.Yohannes Dian Indrajati,SpKG

dr.Zhara Vida Zhubika

 

 

"Seperti gado-gado, semua bahan dicampur dan hasil akhirnya enak" (kata saya)



Buku wajib untuk yang kepo alias pengin tahu kehidupan di balik jas putih dokter, termasuk untuk para pelajar yang cita-citanya pengin jadi dokter. Pasalnya buku ini berisi paket lengkap dokter berbagai frame, bukan cuma dokter yang sekadar memeriksa "pasien" tapi  25 dokter yang “out of the box”, mau menulis.

 

 


Buku terbitan dari Padmedia Publisher ini merupakan ide Wina Bojonegoro selaku CEO untuk mengapresiasi para dokter di tengah pandemi Covid-19. Beliau memberikan ruang untuk para dokter mencurahkan isi hatinya. Akhirnya terkumpul 60 tulisan dokter seantero Indonesia dan diseleksi hanya 25 yang dijadikan buku ini. Buku ini merupakan rangkaian seri dari Hidup Ini Indah Beib (HIIB) Keenam: Kisah-Kisah Inspiratif Dokter Indonesia: Cinta, Tawa, dan Luka.

 

Saat membaca tulisan para dokter ini saya merasa hanyut karena mereka jujur menyampaikan perasaan termasuk ketika mereka harus menjadi pasien sekaligus. Seperti tulisan drg Aulia Rizki Nurdiana terkait perasaan takut, cemas, panik dan diakhir dengan tangisan tiap malam.  Benar memang, menurut saya saat tersulit menjadi dokter adalah ketika harus berdamai dengan dirinya, mengetahui jika ada yang tidak beres pada dirinya dan mencari pertolongan dari orang lain. Pasien berikutnya adalah  dr. Ayu Pramitha Wulandari. M.Biomed yang tumbang karena Covid-19, mengisolasi diri 14 hari dan setelahnya harus kembali ke RS melayani pasien.  Termasuk perjuangan dr. Zhara Vida Zhubika harus menjadi dokter sekaligus pasien ketika hamil karena anafilaksis juga asma. 

 

Monday, March 8, 2021

Resensi: Algazel, Bayi Tangguhku (Kisah nyata pasienku)

Mama Imtiyaz...begitu saya mengenal wanita muda berkerudung yang anaknya dirawat di salah satu bangsal di rumah sakit tempat saya belajar (baca:masih residen). Nama lengkap pasien itu adalah Imtiyaz Zuhdi Algazel, artinya seorang anak pilihan yang memiliki keistimewaan.  Bayi laki-laki tangguh yang menjadi sumber kekuatan bapak ibunya. Kami memang biasa memanggil nama pasien dengan nama depan supaya tidak tertukar satu dengan lainnya. Jadi ada kalanya saya lebih hafal nama pasien dibanding nama orang tuanya. Imtiyaz ternyata punya nama panggilan tersendiri dari orang tuanya, dipanggil Thole atau Algazel. 


Buku ajaib yang ditulis oleh mama hebat, bercerita tentang anak tangguh!

Pertemuan pertama saya dengan Gazel tentu saja di rumah sakit, ketika dia berulang kali kejang dan berulang kali mondok.  Saat itu saya baru saja selesai dari cuti panjang melahirkan dan menyusui (6 bulan) sehingga saat bertemu Gazel, saya punya kesamaan dengan mamanya, sama-sama sedang berjuang memerah ASI.  Saat itu saya masih berjaga di bangsal tempat dimana Gazel dirawat, sehingga ASI perah pun saya titipkan di tempat yang sama dengan ASI mama Gazel. Sebagai sesama ibu, kami tidak berbeda, sama-sama berjuang memberikan ASI untuk anak kami.  

Friday, February 26, 2021

Waspada Jika Mau Menikah! Resensi "Orang-Orang Larenjang"

Pertama kali membaca cerpen ini, Orang-Orang Larenjang karya Damhuri Muhammad, saya langsung mencari tahu apa itu larenjang. Apa benar ia di adat istiadat kawin sesama suku dari bengkulu? Karena jujur saja asli bengkulu (dari turunan mama) tapi saya belum pernah dengar. Yang saya tahu memang ada suku "Rejang" tapi bukan larenjang. Penasaran.


Damhuri menceritakan dengan bahasa yang "unik", padu padan yang bagi orang awam jarang didengar. Contoh saja kata pembukanya "luaskan gunjing, asung, dan pitanah". Saya malah belum pernah memakai kata itu dalam keseharian. 



Cerpen ini diolah dengan research mendalam, terbukti Damhuri dapat menceritakan dengan detail setup tokohnya multi dari penghulu Bendara Gemuk, Julfahri, Nurhusni dan warga desa yang tidak setuju mereka menikah. Detail tentang tradisi mendarah daging kawin sesama suku pun terasa kental.


Kegalauan pihak ketiga akan terjadinya kawin sesama suku diceritakan dengan ciamik, plot berubah dari satu pemain ke pemain berikutnya dengan bagus. Sayangnya memang seakan penulis menggiring adat istiadat yang dilanggar pasti akan berujung pada petaka. 


Yah, di akhir kita bisa mendapatkan twist bahwa si lelaki yang menikahi wanita sesama suku itu setelah punya dua anak, harus mengalami berbagai kesedihan ditinggal mati kedua anaknya bahkan sampai istrinya. Padahal saya berharap twist yang sedikit melenceng, karena butuh usaha kuat untuk berani diusir dari desa dan merantau selamanya. Jadi harapan saya, tradisi itu tidak sekejam itu, atau bahkan pada kenyataannya lebih kejam?


Silakan baca sendiri cerpen yang sudah sering menjadi ulasan di dunia maya ini :)



salam literasi

Avis


#KelasMenulisPadmedia #Batch4



Saturday, February 13, 2021

Kanker Anak: Harapan Tak Pernah Padam



Aku mengerti perjalanan hidup yang kini kau lalui
Ku berharap meski berat, kau tak merasa sendiri
Kau telah berjuang menaklukkan hari-harimu yang tak mudah
Biar ku menemanimu membasuh lelahmu
Izinkan kulukis senja mengukir namamu di sana
Mendengar kamu bercerita menangis, tertawa
Biar kulukis malam bawa kamu bintang-bintang
Tuk temanimu yang terluka hingga kau bahagia
Aku di sini walau letih, coba lagi, jangan berhenti
Ku berharap meski berat, kau tak merasa sendiri
Kau telah berjuang menaklukkan hari-harimu yang tak indah
Biar ku menemanimu membasuh lelahmu
Izinkan kulukis senja mengukir namamu di sana
Mendengar kamu bercerita menangis, tertawa
Biar kulukis malam...bawa kamu

 


Hari ini saya cengeng lantaran berulang kali memutar lagu melukis senja yang dinyanyikan ulang oleh Kefas Zebua (saudara Mba Tabita 💕💕💕). Lagu mendayu penuh semangat yang ditujukan untuk pasien kanker yang berlatar belakang rumah sakit Sardjito Yogyakarta ini jelas mengingatkan saya pada mereka para pejuang kanker. Bukan hanya pasien yang berjuang namun juga keluarga besarnya. 

Jujur tiap kali harus menjelaskan penyakit kanker pada orang tua, saya selalu tidak dapat menjawab pertanyaan mereka. 

"Kok bisa anak saya kena kanker? "
"Kenapa harus anak saya? "
"Kok bisa padahal anak saya sehat sebelumnya"
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...