Friday, March 12, 2021

Resensi:Cinta, Tawa dan Luka (Kisah Inspiratif Dokter Indonesia) "gado-gado banget"

 Penulis (25 Dokter Indonesia)

dr. Adityaningrum Purbo Endahpribadi

dr.Anda Marzudinta

drg.Aulia Qizqi Nurdiana

dr. Ayu Nur Ain H, SpKK

dr. Ayu pramitha Wulandari, M.Biomed

dr. Bani Zakiyah

dr. Elta Diah Pasmanasari, SpS, MSi,Med

dr.Hafiidhaturrahmah, MSc,SpA

Dr.dr.Inge W Benjamin, MSi

dr.Marintik Ilahi,SpKJ

dr.Mas’ud Ruga Idris

dr.Mudjiharto, SpAn

dr.Nurul Fathoni, MKes,AAK

dr.Putu Sri Agung Paramita Kelakan S.H

dr. Rosilawati Anggraini

dr.Sak Liung, SpKJ

dr.Stephanie Angela Prijanto

dr.Stephanie Rachel Saimima

dr.Sylvia tanumihardja,SpS

drg.Tania Saskianti,SpKGA (K), PhD

dr.Tarida Lidya Tiarma Ida Manik,SpKK

dr.Tigor Silaban,MKM (Epid)

dr.Willy Kumurur, MPH

drg.Yohannes Dian Indrajati,SpKG

dr.Zhara Vida Zhubika

 

 

"Seperti gado-gado, semua bahan dicampur dan hasil akhirnya enak" (kata saya)



Buku wajib untuk yang kepo alias pengin tahu kehidupan di balik jas putih dokter, termasuk untuk para pelajar yang cita-citanya pengin jadi dokter. Pasalnya buku ini berisi paket lengkap dokter berbagai frame, bukan cuma dokter yang sekadar memeriksa "pasien" tapi  25 dokter yang “out of the box”, mau menulis.

 

 


Buku terbitan dari Padmedia Publisher ini merupakan ide Wina Bojonegoro selaku CEO untuk mengapresiasi para dokter di tengah pandemi Covid-19. Beliau memberikan ruang untuk para dokter mencurahkan isi hatinya. Akhirnya terkumpul 60 tulisan dokter seantero Indonesia dan diseleksi hanya 25 yang dijadikan buku ini. Buku ini merupakan rangkaian seri dari Hidup Ini Indah Beib (HIIB) Keenam: Kisah-Kisah Inspiratif Dokter Indonesia: Cinta, Tawa, dan Luka.

 

Saat membaca tulisan para dokter ini saya merasa hanyut karena mereka jujur menyampaikan perasaan termasuk ketika mereka harus menjadi pasien sekaligus. Seperti tulisan drg Aulia Rizki Nurdiana terkait perasaan takut, cemas, panik dan diakhir dengan tangisan tiap malam.  Benar memang, menurut saya saat tersulit menjadi dokter adalah ketika harus berdamai dengan dirinya, mengetahui jika ada yang tidak beres pada dirinya dan mencari pertolongan dari orang lain. Pasien berikutnya adalah  dr. Ayu Pramitha Wulandari. M.Biomed yang tumbang karena Covid-19, mengisolasi diri 14 hari dan setelahnya harus kembali ke RS melayani pasien.  Termasuk perjuangan dr. Zhara Vida Zhubika harus menjadi dokter sekaligus pasien ketika hamil karena anafilaksis juga asma. 

 

Monday, March 8, 2021

Resensi: Algazel, Bayi Tangguhku (Kisah nyata pasienku)

Mama Imtiyaz...begitu saya mengenal wanita muda berkerudung yang anaknya dirawat di salah satu bangsal di rumah sakit tempat saya belajar (baca:masih residen). Nama lengkap pasien itu adalah Imtiyaz Zuhdi Algazel, artinya seorang anak pilihan yang memiliki keistimewaan.  Bayi laki-laki tangguh yang menjadi sumber kekuatan bapak ibunya. Kami memang biasa memanggil nama pasien dengan nama depan supaya tidak tertukar satu dengan lainnya. Jadi ada kalanya saya lebih hafal nama pasien dibanding nama orang tuanya. Imtiyaz ternyata punya nama panggilan tersendiri dari orang tuanya, dipanggil Thole atau Algazel. 


Buku ajaib yang ditulis oleh mama hebat, bercerita tentang anak tangguh!

Pertemuan pertama saya dengan Gazel tentu saja di rumah sakit, ketika dia berulang kali kejang dan berulang kali mondok.  Saat itu saya baru saja selesai dari cuti panjang melahirkan dan menyusui (6 bulan) sehingga saat bertemu Gazel, saya punya kesamaan dengan mamanya, sama-sama sedang berjuang memerah ASI.  Saat itu saya masih berjaga di bangsal tempat dimana Gazel dirawat, sehingga ASI perah pun saya titipkan di tempat yang sama dengan ASI mama Gazel. Sebagai sesama ibu, kami tidak berbeda, sama-sama berjuang memberikan ASI untuk anak kami.  
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...